Groupon Disdus Disdus Optimistis Dapat Tumbuh Lebih Cepat

Groupon Disdus: Disdus Optimistis Dapat Tumbuh Lebih Cepat - Kalau Kaskus kerap diklaim sebagai situs komunitas terbesar di Tanah Air, maka Disdus rasanya pantas berbangga sebagai rajanya situs daily deals Indonesia. Dalam usia relatif muda (Disdus berdiri akhir 2010, Red.), portal yang dirintis oleh dua sekondan Ferry Tenka dan Jason Lamuda ini mampu menggaet 1,7 juta anggota aktif, memikat 5.000 merchant, dan mencetak ribuan transaksi yang, kabarnya, mencapai miliaran rupiah. Maka, jangan heran jika raksasa daily deals dunia sekelas Groupon pun tak kuasa untuk tak merangkulnya dalam payung bisnis global bersama.


Sebagai benchmark portal daily deals lokal saat ini, keseharian Disdus tidak akan lepas dari seluk-beluk dunia sales. Kepiawaian mereka dalam sales operational, mulai dari wording pitching ke merchant, manage target, hingga building team, benar-benar diuji setiap saat. Bagaimana mereka menatap dan mengeksekusi peluang bisnis daily deals 2013 dengan rangkaian dan manuver  strategi serta inovasi? Ferry Tenka, sang pendiri yang kini duduk sebagai Commissioner Disdus, berkenan berbagi pandangannya dengan Fekum Ariesbowo W. dari Warta Ekonomi dalam wawancara khusus di perkantoran di bilangan Slipi, belum lama ini. Berikut petikannya.

Apa yang melatarbelakangi Anda membuat Disdus?
Ketika saya kuliah di AS, saya melihat bahwa tren dan konsep diskon ala Groupon sedang booming. Lalu pada 2010 saya sempat pulang ke Indonesia, dan ternyata di Tanah Air ada beberapa portal e-commerce. Namun, ketika itu saya melihatnya para pemain itu bukanlah daily deals murni, melainkan lebih cenderung sebagai portal penyampaian informasi diskon di lokasi-lokasi tertentu. Walau demikian, ternyata para portal itu cukup memiliki banyak anggota. Dari situ saya belajar bahwa orang Indonesia saat ini sedang berlomba-lomba mencari diskon. Jadi, dengan sedikit mengadaptasikan konsep diskon di AS, saya pikir daily deals juga akan booming di Indonesia.

Berapa investasi yang Anda tanamkan ketika pertama kali membangun Disdus?
Saya bersama partner saya, Jason, investasi tidak terlalu banyak, mungkin sekitar Rp100–200 juta. Namun, dalam perjalanannya kemudian kami dibantu oleh dukungan investasi pihak ketiga seperti East Venture (EV). Setelah 4–5 bulan disuntik EV, lalu Groupon masuk berinvestasi.

Berapa banyak merchant yang sudah bekerja sama dengan Disdus?
Sehari kami menampilkan 8–10 merchant baru dan ini berjalan stabil 1,5 tahun belakangan. Ini merupakan kemajuan yang sangat pesat karena pertama kali kami luncurkan pada akhir 2010 lalu, pergerakan setiap merchant, baru ada setiap interval tiga hari sekali. Saat ini dalam database kami sedikitnya sudah terdaftar 5.000 merchant.



Siapa saja “Top 5” merchant yang menghasilkan penjualan voucher diskon paling banyak dan memberikan revenue paling besar bagi Disdus?
Pertama, restoran A&W yang memiliki 120-an gerai di seluruh Indonesia. Mereka mampu menjual 20.000 voucher. Kedua, Lay Garden, restoran dimsum di Gajah Mada, yang juga mampu menjual 20.000 voucher hanya dengan satu cabang yang bersangkutan saja! Mereka cukup kewalahan, sampai akhirnya masa promosi yang berlangsung tiga bulan diperpanjang menjadi enam bulan. Ketiga, Boga Group. Kategori lain, Gold Gym juga lumayan. Lalu dari sisi produk, kami bekerja sama dengan iMax, branding Apple.

Model bisnis Disdus sendiri seperti apa?
Daya tarik Disdus itu simpel sekali. Kelebihan kami dibandingkan kompetitor yang lain adalah karena kami memiliki anggota paling besar, yaitu kurang lebih 1,7 juta. Dengan melakukan promosi melalui website Groupon Disdus, maka merchant akan mendapatkan keuntungan instan berupa e-mail blast kepada anggota Disdus  yang isinya berupa promosi merchant yang bersangkutan. Dalam hal ini, merchant tidak perlu membayar apa pun di muka, Disdus hanya menarik komisi penjualan apabila ada konsumen yang membeli item merchant tersebut.

Ada regulasi waktu yang membatasi pendekatan advertising merchant di Disdus?
Promosi dan penjualan hanya berlangsung lima hari. Namun, merchant tetap bisa memasang kembali dengan minimal jeda satu bulan setelah hari kelima pemasangan pertama selesai. Hal itu menjadi penting karena kami juga harus menjaga ketertarikan dari customer agar tidak jenuh.

Soal besaran diskon, berapa nilai persentase standar yang menjadi kesepakatan bagi para merchant yang bekerja sama dengan Disdus?
Tidak tentu, tetapi biasanya di atas 50%–90%. Namun, kembali lagi semuanya akan tergantung pada kesepakatan paket dengan merchant. Sebenarnya, untuk menentukan seberapa besar diskon yang dilepas, kami juga harus mencermati beberapa faktor lain. Kami harus melihat brand-nya, lokasinya, dan kategori bisnisnya. Finally, kami tidak bisa menentukan semua merchant akan sama.
Kami ini sebenarnya penengah antara customer dan merchant. Kami harus bisa memberikan nilai lebih bagi merchant dan pada saat yang sama kami juga harus bisa memberikan hal yang sama untuk customer. Oleh karena itu, kami memiliki tim khusus yang piawai membuat paket yang cocok untuk setiap merchant yang akan tampil di Disdus. Kami biasanya mempelajari dahulu tentang bisnisnya, modelnya, dan customer-nya seperti apa.

Berapa persentase komisi yang ideal bagi Disdus untuk menggerakkan keberlangsungan roda profit Disdus sendiri?
Dari setiap penjualan yang kami tampilkan di website, kami ambil komisi. Jadi, berapa volume produk yang berhasil dijual, terkumpul revenue berapa, lalu kami ambil komisinya. Misalnya, harga produk Rp50.000 dan itu terjual sebanyak 1.000 unit. Maka revenue yang diperoleh adalah Rp50 juta. Nah, dari revenue itulah kami mengambil komisi penjualan, besarannya mulai dari 30% sampai 50%. Namun, semua itu tidak kaku. Semua akan tergantung pada beberapa faktor.
Target 2013?
Kami ingin tumbuh tiga kali lipat dari tahun 2012. Sebagai catatan, pada kuartal IV-2012 kami tumbuh 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kami ingin meningkatkan kualitas SDM, membenahi distribusi logistik, termasuk juga call center. Kami tidak bisa menunggu bisnis ini berkembang, tetapi kami sendiri yang akan berkembang lebih cepat dari bisnis ini sendiri.

Apa daya tarik utama daily deals dibandingkan diskon serupa dari toko-toko offline?
Target audience reach-nya berbeda. Untuk promosi diskon dalam waktu yang sama, pasti lebih efektif dengan online karena online buka 24 jam, dia bisa diakses di mana pun, lebih real-time, karakter konsumen lebih terukur. Namun, diskon online juga memiliki kekurangan. Model ini lebih menyasar ke komunitas muda 18–40 tahun yang mobile dan lebih cenderung mereka yang masuk adalah kelompok middle class di kota-kota menengah-besar yang memiliki infrastruktur TIK relatif baik.

Prasyarat ideal agar bisnis daily deals tumbuh optimal?
Harus ada payment gateway yang bisa reliable dan meng-handle volume yang dicatatkan oleh portal daily deals. Setiap hari kami mencatatkan 5.000 transaksi. Ini adalah tantangan. Kedua, harus ada logistik yang mendukung e-commerce. Ketiga,  penetrasi internet yang lebih luas, lebih cepat, dan lebih murah.

Post a Comment